SATUAN ACARA PERKULIAHAN
KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH (LESI)
DISUSUN OLEH :
RIFKI FAKHRIZAL
2012134
2B
AKADEMI
KEPERAWATAN PEMERINTAH DAERAH
KABUPATEN
SERANG
2014
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kita nikmat, baik nikmat rohani maupun nikmat jasmani sehingga saya dapat menyelesaikan tugas SAP “LESI” ini dengan sebaik-baiknya.
Tidak lupa pula kami ucapkan kepada dosen
pembimbing dalam mata kuliah ini yaitu Hj. Ns. Ernawati umar Skep.Mph yang telah membantu dan membimbing kita semua dalam pembuatan
makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat di
jadikan sebuah referensi pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
|
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
I.
MATERI PENGANTAR
Bidang studi : KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH III
Pokok bahasan :
LESI
Sub pokok bahasan :
1. Pengertian LESI
2. Etiologi LESI
3. Manifestasi
klinik LESI
4. Perangkat
diagnostic LESI
5. Komplikasi LESI
6. Penataleksanaan
LESI
Peserta didik :
Mahasiswa tingkat II
Waktu
: 20 menit
Tempat
: Kelas II Akper Pemda
Serang
Pambimbing :
Hj. Ns. Ernawati umar Skep.Mph
Penyaji : FIRMAN
![]() |
||
![]() |
A.
TUJUAN
II.
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 20 menit
di harapkan pasien dan keluarga-nya mampu memahami tentang LESIdengan benar.
III.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan
selama 20 menit, pasien dapat:
1. Menjelaskan
Pengertian LESI
2. Menjelaskan
Penyebab penyakit LESI
3. Menyebutkan
Tanda dan Gejala penyakit LESI
4. Menjelaskan
cara mencegah penyakit LESI
5. Menjelaskan
cara mengobati LESI
B.
MATERI
DAN METODE
1. Pengertian LESI
2. Etiologi LESI
3. Manifestasi
klinik LESI
4. Perangkat
diagnostic LESI
5. Komplikasi LESI
6. Penataleksanaan
LESI
2. METODE
1.
Ceramah
2.
Tanya jawab
D.
MEDIA DAN SUMBER MATERI PEMBELAJARAN
1.
Materi SAP
2.
Leaflet
C.
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No.
|
Kegiatan
|
Waktu
|
Metode
|
Media
|
Media
|
1
|
Mempersiapkan
materi, media, tempat,kontrak waktu.
|
3
menit
|
|||
2
|
Pembukaan
:
Membuka pembelajaran, memberi salam,
memperkenalkan diri, menjelaskan pokok bahasan, menjelaskan tujuan
|
2
menit
|
Ceramah
|
Leaflet,
|
Menjawab
salam Men- dengarkan dan mem- perhatikan
|
3
|
Pelaksanaan
:
Menjelaskan materi penyuluhan secara
berurutan dan teratur
Materi
:
1. Pengertian LESI
2. Gejala LESI
3. Penyebab LESI
4. Pencegahan LESI
5. Pengobatan LESI
7.
|
10
menit
|
Ceramah
|
Leaflet,
|
Menyimak
dan men-dengarkan
|
4
|
Evaluasi :
- Memberi kesempatan kepada klien
untuk bertanya
dan memberi kesempatan kepada klien untuk menjawab
pertanyaan yang dilontarkan
|
4
menit
|
Ceramah,tanya
jawab
|
Leaflet,
|
Bertanya
dan menjawab pertanyaan
|
5
|
Penutup
:
Menyimpulkan materi yang telah disampaikan
Menyampaikan terima kasih
|
1
menit
|
Ceramah
|
Menjawab
salam
|
D. DAFTAR PUSTAKA
E.
EVALUASI
1.
Prosedur
·
Awal proses pembelajaran
·
Selama proses pembelajaran
2. Jenis
: Lisan
3. Bentuk : Essay
4. Alat
evaluasi : 2 butir pertanyaan
LAMPIRAN
MATERI
LESI
Kulit atau integument adalah system organ yang terluas yang menutupi tubuh.
Sistem integument ini meliputi kulit, rambut, kelenjar yang ada didalam kulit, dan kuku. Sistem integument mempunyai fungsi yang sangat penting. System integument meliputi kulit, untuk itu perlu diketahui anatomi kulit.
Kulit dibagi menjadi 3 lapisan utama mulai dari superficial
antara lain :
2.1.1
Epidermis
Epidermis
terdiri dari 4 macam lapisan yaitu :
- Lapisan yang paling dalam :
lapisan ini selalu beregenerasi untuk memproduksi sel
kulit, regenerasi ini terjadi pada
basal sel yang disebut dengan sel keratinosit.
- Permukaan kulit : Pada lapisan ini terjadi proses regenerasi yang
terjadi setiap 28-30 hari.
- Lapisan tengah : Lapisan ini
sangat aktif dalam proses metabolisme dan pada lapisan ini banyak terdapat
berbagai jenis sel, antara lain : Melanosit yang berfungsi untuk
memproduksi melanin. Dan melanin ini menunjukkan pigmen atau warna kulit seseorang, selain itu juga berfungsi sebagai filter
dari radiasi sinar ultraviolet.
- Permukaan lapisan : Bagian
epidermis yang berfungsi melindungi kulit secara mekanik, kimia, dan juga melindungi jaringan
yang ada dibawahnya agar tidak terjadi dehidrasi.
2.1.2
Dermis
Lapisan
dermis menghubungkan lapisan jaringan dari kulit dan menyambung epidermis dengan serat kolagen dan serat
elastis. Antara Dermis dan Epidermis dipisahkan oleh jaringan adipose dan
mendapat suber nutrisi untuk epidermis, pada lapisan drmis juga berisikan
pembuluh darah, serabut saraf, kelenjar sebaseus, kelenjar suderifera dan
folikal rambut. Kelenjar sebaseus menyimpan sebum, ini berfungsi untuk
melindungi kulit untuk penyerapan yang tidak semestinya atau penguapan air
yang berlebihan dari kulit serta menjkaga kulit agar tetap halus. Kelenjar sudorifera ditemukan pada
permukaaan kulit dengan meregulasi suhu tubuh dengan membuang dingin.
2.1.3
Subcutan
Lapisan
Subcutanius adalah lapisan yang tebal dan padat, lapisan ini berada dibawah
dermis. Lapisan ini sebagian besar berisikan pembuluh darah, limfe, serabut
saraf. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi organ yang ada didalamnya dari
trauma dan untuk menyimpan energi.
- Kelenjar Sebasea
Berkaitan
dengan folikel rambut, saluran keluar (duktus) kelenjar sebasea akan
mengosongkan secret minyaknya kedalam ruangan antar folikel rambut dan batang
rambut.
- Kelenjar keringat
Ditemukan
pada kulit, sebagian permukaan tubuh. Kelenjar ini terutama terdapat
pada telapak tangan dan kaki. Hanya Glans Penis, bagian tepi bibir (margo
labium oris).
- Kelenjar Ekrim
Ditemukan
pada semua daerah kulit. Saluran keluarnya bermuara langsung kepermukaan kulit. Kelenjar apokrin berukuran lebih besar, dan berbeda dengan
kelenjar ekrim, secret kelenjar ini mengandung fragmen sel-sel sekretorik. Kelenjar
apokrin terdapat didaerah aksila, anus, skrotum dan labia mayora. Saluran
keluarnya pada umumnya bermuara kedalam folikel rambut. Kelenjar apokrin akan
menjadi aktif pada pubertas. Pada wanita, kelenjar apokrin membesar dan
pembesaran ini akan berkurang pada setiap siklus haid.
- Kelenjar Apokrin
Memproduksi
keringat yang keruh seperti susu dan diuraikan oleh bakteri untuk menghasilkan
bau ketiak yang khas. Kelenjar apokrin yang khusus dan dinamakan kelenjar
seruminosa dijumpai pada telinga luar tempat kelanjar tersebut memproduksi
serumen
2.3.1
Melindungi
Kulit adalah bagian tubuh pertama sebagai pertahanan dari
berbagai jenis luka. Epidermis adalah bagian yang tahan air, yang mencegah
masuknya mikro organisme kedalam system tubuh. Dermis adalah lapisan dibawah
epidermis, dapat mengubah jaringan penyambung yang berisi pembukuh darah, urat
saraf, keringat, dan kelenjar sebacea. Lapisan kulit yang terdalam adalah Cutaneous, yang membantu mengisolasi
tubuh dan menyarap getaran. Kulit kering biasanya menghambat pertumbuhan bakteri yang tinggal
didalam permukaan kulit ketika tubuh dalam keadaan utuh kulit juga berfungsi melindungi tubuh dari dampak terjadinya
trauma. Membran mucos juga sebagai pelindung tubuh.
2.3.2
Sensibilitas
Ujung-ujung
reseptor serabut saraf pada kulit m,emungkinkan tubuh untuk memantau secara terus menerus
keadaan lingkungan disekitarnya.
2.3.3
Keseimbangan Air
Stratum
korneum memiliki kemampuan untuk menyerap air dan dengan demikian akan mencegah
kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dari bagian internal tubuh dan
mempertahankan kelembaban dalam jaringan subkutan.
2.3.4
Pengaturan Suhu
Tubuh
secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai hasil metabolisme makanan
yang memproduksi energi panas akan hilang melalui 3 proses fisik :
- Radiasi, merupakan pemindahan
panas ke benda lain yang suhunya lebih rendah dan berada pada suatu
jarak tertentu.
- Konduksi, merupakan pemindahan
panas dari tubuh ke benda lain yang lebih dingin yang bersentuhan dengan
tubuh.
- Konveksi, merupakan panas ynag
dipindahkan lewat kondisi ke udara yang akan melingkupi tubuh.
2.3.5
Produksi Vitamin
Kulit yang terpajang sinar ultraviolet dapat mengubah substansi
yang diperlukan untuk mensintesis vitamin D. Vitamin D merupakan unsur esensial
untuk mencegah penyakit reketsia, suatu keadaan yang terjadi akibat defisiensi
vitamin D, kalsium serta fosfor yang menyebabkan devormitas tulang.
2.3.6
Fungsi Respon Imun
Pada
fungsi ini menunjukkan bahwa beberapa sel dermal (sel-sel langerhans,
interleukin -1 yang memproduksi keratinosit, dan sub kelompok limfosit –T) yang
merupakan suatu komponen penting dalam system imun.
2.4.1
Lesi Primer
- Mocula: perubahan warna kulit, tidak teraba, dengan batas jelas kurang dari 1cm
Contoh
: noda pada wajah (freckles), molar yang datar, rubella
- Pacula : menonjol, batas
jelas, elevasi kulit yang padat. Kurang dari 0,5 cm
Contoh
: nevi yang menonjol, veruka, karotis, aktinat.
- Nodula : tonjolan padat
berbatas tegas, lebih besar dari pada papula kurang lebih 0,5 – 2 cm
Contoh
: dermatolibroma
- Tumor : tonjolan padat seperti
nodula, lebih besar ukurannya
- Vasicula : papula dengan
cairabn serosa didalamnya
Contoh
: varicela, lepuh.
- Pustula : papula dengan cairan
pus didalamnya
Contoh
: acne, karbunkel, purunkel, impetigo
- Kista : tonjolan padat berisi
cairan yang berkapcul, terdapat p[ada jaringan subkiutan/dermis
Contoh
; Kista sebaseal, kista epidermoit.
2.4.2
Lesi sekunder
Lesi
yang terjadi akibat perubahan pada lesi primer
- Ulkus : kehilangan kulit meluas melampaui lapisan epidermis, hilangnya jaringa
nekrotik, pendarahan dan pembentukan sikatrik dapat terjadi.
Contoh
: Ulkus statis akibat insufisiensi venius, ulkus bikubitus.
- Erosi : Hilangnya lapisan
epidermis yang superficial, tidak meluas ke lapisan dermis, daerahnya
cekung dan basah.
Contoh
: Vesikel yang reptur, bekas-bekas goresan / garukan.
- Skuama : Pembentukan skuama (sisik)
terjadi sekunder akibat proses deskuamasi epitel yang mati dan dapat
melekat pada permukaan kulit, warna bervariasi (keperakan, putih), tekstur
berfareasi (tebal, halus).
- Kurusta : Residu serum, darah /
pus yang mongering pada permukaan kulit, krusta yang lebar dan melekat disebut scab.
Contoh
: residu yang tertinggal sesudah rupture vesikel : Mptigo, herpes, heksema.
- Fissura : Retakan linier pada kulit, dapat meluas ke dalam dermis.
Contoh
: bibir / tangan yang pecah-pecah, teniapedis.
- Parut : Bekas pada kulit yang tertinggal sesudah suatu luka atau lesi mengalami
kesembuhan, menggambarkan pergantian oleh jaringan ikat dan dari jaringan
yang cidera, jaringan parut yang muda : merah atau ungu, jaringan parut
yang masak : putih atau mengkilap.
Contoh
: Insisi bedah atau luka yang sembuh.
- Keloit : Jaringan sikatrik yang
mengalami hipertofi, terjadi sekunder akibat pembentukan kolagen yang
berlebihan selama proses penyembuhan, menonjol, irigiler, berwarna merah,
insidensi yang terbesar pada populasi kulit berwarna seperti orang Africa atau America.
Contoh
: koloit pada luka, insensi bedah atau penusukan daun telinga.
- Atrofi : Gambaran epidermis
yang tipis kering dan transparan, hilangnya garis-garis pada permukaan kulit terjadi sekunder akibat hilangnya kolagendan elastin,
pembuluh darah yang ada dibawahnya dapat terlihat.
- Likennivikasi : kulit yang menebal dan menjadi kasar, garis-garis kulit yang semakin nyata dapat terjadi sekunder akibat
gesekan, iritasi atau garukan yang berulang-ulang.
Contoh
: Dermatitis kontak.
2.4.3
Lesi vascular
a. Petekie : Makula yang merah atau dan
membentuk bulat, berukuran kecil 1-2 mm, terjadi sekunder akibat ektra vasasi
darah, berkaitan dengan kecenderungan perdarahan atau empoli pada kulit.
b. Ekimosis : Lesi membentuk mokola
yang bundar atau iriguler, lebih besar dari pada petekie, warna bervariasi dan
berubah : hitam, kuning dan hijau, terjadi sekunder akibat ekstra vasasi darah,
berkaitan dengan trauma, kecenderungan berdarah.
c. Cherriy angloma : papuler dan bulat
,merah dan ungu, terjadi pada ekstra menitas, badan, menjadi pucat ketika
ditekan, berubahn kulit yang normal yang berhubungan dengan penuaan, biasanya tidak
memiliki makna klinik.
d. Spider Angloma : Lesi arterier yang
berwarna merah memiliki badan ditengah dengan cabang-cabang yang menyebar,
terlihat pada wajah, leher, lengan, badan jarang terlihat dibawah pinggang
menjadi pucat ketika ditekan berkaitan dengan penyakit hepar, kehamilan dan
devisiensi vitamin B.
e. Telangektasis : bentuk bervariasi :
mirip laba-laba atau bintang, berwarna kebiruan atau merah, tidak memucat
ketika ditekan terlihat pada tungkai, dada bagian anterior, terjadi sekunder
akibat dilatasi superficial pembuluh vena dan kapiler, berkaitan dengan
peningkatan tekanan vena ( verikosa ).
Sinar matahari meningkatkan pembentukan melanosom dan
melanin.
1.
warna : biru kemerah-merahan
proses
: kombinasi akibat jumlah total hemoglobin meningkat,
meningkatkan
hemoglobin reduksi, dan statis kapiler
penyebab
: polisitemia
lokasi
: muka, konjungtiva, mulut, tangan, kaki.
2.
warna : coklat
proses
: deposisi melanin
penyebab
: sinar matahari, hamil, penyakit addeson dan beberapa tumor
pitoitari
lokasi
: area terbuka, muka (topeng kehamilan / kolesma / melesma), putting
susu,
areola, leniamigra, vulva
3.
warna : biru
proses
: deoksihemologlobin meningkat akibat hiotoksia, yang merupakan
Peripheral
/ kapilerat
Sentral
/ aterial hemoglobin abnormal
penyebab
: Aksitas / dingin , penyakit jantung/paru-paru, methemoglobin,
nemia
didapat / kongenetal, sub hemoglobinnemia
lokasi
: kuku, kadang bibir, mukosa mulut, lidah, kuku,
4.
warna : karotenemia
proses
: kadar karotin meningkat
penyebab
: peningkatan asupan karotin yang mengandung sayur dan buah-
buahan
: miksedema, hipopituitariosme, diabetesmelitus,
anoareksia
nervosa
lokasi
: telapak tangan, kaki, muka tidak mempengaruhi konjungtiva atau
serabut
lendir yang lain
5.
warna : kuning
proses
: kadar bilirubin meningkat
penyebab
: penyakit hati, hemolisis sel darah merah
lokasi
: lebih nampak pada meningkat konjungtiva dari pada selaput lendir
yang
lain dan bagian yang lain
6.
warna : merah
proses
: peningkatan visibilitas oksihemoglobin karena :
dilatasi
atau peningkatan jumlah pembuluh darah superficial atau
peningkatan aliran darah
penyebab
: demam, alcohol, peradangan local
lokasi
: muka dan dada atas atau daerah sekitar peradangan
penggunaan
oksigen dikulit menurun
penyebab
: lingkungan yang dingin
lokasi
area yang terkena dingin : L telinga
|
Tidak ada komentar :
Posting Komentar